Selada (Lactuca sativa L.)
Tanaman selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu tanaman sayuran yang termasuk dalam famili Compositae Selada berasal dari Asia Barat yang kemudian menyebar di Asia dan negara-negara beriklim sedang. Negara yang mengembangkan selada diantaranya Jepang, Thailand, Taiwan, Amerika Serikat serta Indonesia. Selada adalah tanaman sayuran yang biasanya dapat dimakan secara mentah, hal ini dikarenakan selada memiliki kandungan
mineral yang cukup tinggi. Permintaan sayuran di Indonesia semakin meningkat seiring dengan kesadaran masyarakat yang tinggi akan pola makan hidup yang sehat karena selada memiliki kandungan gizi yang tinggi.
Selada merupakan sayuran yang populer karena memiliki warna, tekstur, serta aroma yang menyegarkan tampilan makanan. Tanaman ini merupakan tanaman setahun yang dapat di budidayakan di daerah lembab, dingin, dataran rendah maupun dataran tinggi.
Adapun klasifikasi tanaman selada adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Lactuca
Spesies : Lactuca sativa L.
Daun selada memiliki bentuk, ukuran dan warna yang beragam tergantung varietasnya. Tinggi tanaman selada daun berkisar antara 30-40 cm dan tinggi tanaman selada berkisar antara 20-30 cm. Selada memiliki sistem perakaran tunggang dan serabut. Akar serabut menempel pada batang dan tumbuh menyebar ke semua arah pada kedalaman 20-50 cm atau lebih.
Syarat Tumbuh Selada
Tanaman selada dapat dibudidayakan di daerah penanaman yang memliki ketinggian 1.000-1.900 meter diatas permukaan laut (mdpl). Ketinggian tempat yang ideal berkisar antara 1.000-1.800 mdpl, semakin tinggi suatu tempat maka suhu udaranya akan turun dengan laju penurunan 0,50 C setiap kenaikan 100 mdpl. Jenis tanah yang cocok untuk membudidayakan selada yaitu pada jenis tanah lempung berdebu, berpasir dan tanah yang masih mengandung humus Selada dapat tumbuh dengan baik yaitu dengan derajat keasaman tanah pH 5-6,5.
Suhu yang cocok untuk budidaya seladaadalah 15-25 °C. Suhu yang lebih tinggi dari 30°C dapat menghambat pertumbuhan, merangsang tumbuhnya tangkai bunga (bolting), dan dapat menyebabkan rasa pahit. Curah hujan yang optimal untuk pertumbuhan tanaman selada adalah 1.000-1.500 mm/tahun, apabila curah hujan yang terlalu tinggi akan berpengaruh terhadap peningkatan kelembaban, penurunan suhu, dan berkurangnya penyinaran matahari sehingga akan menurunkan tingkat produksi selada.
Pupuk Organik
Budidaya tanaman selada dengan pupuk organik biasanya dilakukan oleh petani dengan memanfaatkan pupuk kandang (pukan) yang berguna untuk meminimialisir penggunaan pupuk anorganik, serta dapat menambah tersedianya unsur hara pada tanah meski kadarnya tidak setinggi pupuk kimia. Pupuk organik merupakan pupuk yang berasal dari sisa-sisa tanaman serta hewan atau manusia, misalnya saja seperti pupuk kandang (pukan), pupuk hijau, dan kompos baik yang berbentuk cair maupun padat. Pupuk kandang mudah didapat dan jumlahnya cukup banyak karena petani dapat memanfaatkan dari kotoran ternak yaitu dengan cara pengumpulan kotoran-kotoran ternak pada suatu tempat yang kemudian oleh petani diberikan mikroba dekomposer dengan tujuan untuk mengurangi bau dan mempercepat pematangan.
Pupuk Kompos Seresah Daun
Pemanfaatan berbagai limbah menjadi pupuk organik merupakan salah satu upaya untuk mengatasi masalah pencemaran lingkungan, dengan bahan organiknya yang tinggi, limbah dapat berfungsi sebagai sumber organik makanan oleh pertumbuhan mikroba Pupuk kompos adalah pupuk organik yang terbuat dari bahan-bahan hijauan (seresah daun) dan bahan organik lain yang sengaja ditambahkan untuk mempercepat proses pembusukan menyatakan bahwa kandungan pH pupuk kompos serasah daun berkisar 6,4–6,8.Pupuk kompos seresah daun berpengaruh secara langsung dengan melepas hara yang dikandungnya dan secara tidak langsung kapasitas tukar kation akan mempengaruhi serapan unsur hara.
Pupuk Kandang (Pukan) Sapi
Pukan sapi mengandung bahan organik yang berperan penting dalam memperbaiki sifat fisika tanah, kimia tanah, dan biologi tanah. Bahan organik tersebut dapat membantu pembentukan agregat tanah, struktur tanah dan mempermudah penyerapan unsur hara. Pukan sapi adalah pupuk yang banyak mengandung lendir dan air. Pupuk ini terdiri dari 44% bahan padat dan 63% bahan cair.Ketersedian pukan sapi lebih banyak dan harga yang lebih murah dibanding pukan lainnya.
Kelebihan dari pukan sapi adalah dapat memperbaiki struktur tanah, sebagai penyedia unsur hara makro dan mikro, menambah kemampuan tanah dalam menahan air, menambah kemampuan tanah untuk menahan unsur-unsur hara, serta sebagai sumber energi bagi mikroorganisme. Sedangkan kelemahan dari penggunaan pukan sapi itu sendiri adalah kehilangan NH3 (N), diperlukan waktu dan tenaga, memerlukan biaya, alat dan pengoperasiannya, perlunya lahan pengomposan, dan pemasaran.
Cara Pengendalian Hama Tanaman Selada
Bagaimana cara pengendalian hama pada tanaman selada, simak penjelasannya berikut ini :
Jangel (Bradybaena similaris ferussac)
Hama yang memiliki bentuk seperti siput berukuran sekitar 2 cm ini bersembunyi pada pangkal daun bagian dalam dan menyerang daun pada segala umur.
Pengendaliannya bisa dilakukan secara manual yakni dengan cara mengambilnya secara langsung atau bisa menggunakan ekstrak bawang putih ataupun bawang merah yang disemprotkan ke bagian tanaman.
Tangek (Parmalion pupilaris Humb)
Hama yang memiliki bentuk mirip dengan jangel tetapi tidak memiliki siput adalah penyebab terjadinya tangek. Akibat serangan yang dilakukannya ini, membuat lubang – lubang pada daun.
Pada umumnya hama ini menyerang tanaman selada ketika musim kemarau tiba dibanding dengan musim hujan.
Untuk pengendaliannya hampir sama dengan hama jangel yakni menggunakan bahan alami yakni ekstrak bawang merah ataupun bawang putih yang disemprotkan ketanaman secara langsung.
Kutu daun
Hama kutu daun hidup secara berkoloni, menyerang tanaman selada pada bagian yang terbilang masih muda misalkan : pada bagian pucuk tanaman selada yaitu dengan cara menghisap cairan sehingga bagian tanaman yang diserang akan kering, kriting, kerdil dan bahkan hingga mati.
Bahayanya jika tanaman yang masih berusia muda di serang maka akan mengganggu pertumbuhannya, tumbuh kerdil atau tidak sempurna misalnya.
Kutu daun sebenarnya banyak sekali jenisnya seperti : Aphids, Thrips, Kutu Kebul atau Kutu Putih, dan Tungau atau Mites.
Cara Pengendalian Penyakit Tanaman Selada
Beberapa jenis penyakit yang sering menyerang tanaman selada dan cara pengendaliannya telah dijelaskan dibawah ini :
Busuk lunak (soft Rot)
Bakteri Erwinia carotovora merupakan penyebab terjadinya serangan pada tanaman selada. Penyerangan di mulai dari tepi daun , kemudian warna daun berubah menjadi warna cokelat dan akhirnya layu.
Selain menyerang tanaman yang masih di tanam, ternyata bakteri ini juga bisa menyerang tanaman yang sudah siap untuk di kirim ke pasar.
Busuk batang
Busuk batang dapat menyerang tanaman selada dengan tanda batang menjadi lunak dan mengandung lendir yang diakibatkan oleh Cendawan Rhizoctonia Solani.
Akan menjadi busuk akar jika cendawan tersebut menyerang tanaman penyemaian apalagi ketika lahannya memiliki kondisi lembab. Jadi untuk mencegah dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan lahan dan kelembabannya harus dikurangi juga.
Jika kondisi sudah parah dapat menggunakan fungisida dengan cara disemprotkan. Menggunakan Maneb atau Dithane M 45 dengan menggunakan dosis sekitar 2 g / l.
Busuk pangkal daun
Felicularia filamentosa menyebabkan terjadinya busuk pangkal daun yang menyerang pangkal daun ketika musim panen tiba. Buntu melakukan pengendaliannya maka dapat menggunakan penyemprotan dengan pestisida alami atau kimia.
Jika menggunakan pestisida alami, maka perlu adanya perhatian khusus terhadap lingkungan kebun anda. Jaga kebersihannya seperti menjaga irigasi dan irigasinya, dan melakukan rotasi tanaman demi memutus perkembangbiakan Felicularia filamentosa.
Posting Komentar