![]() |
Foto/Net |
Sorotlensa.com - Ibu merupakan sosok manusia yang mulia didiri kita, Ibu bukan hanya seorang yang melahirkan kita, namun juha selalu ada disetiap cerita hidup kita di dunia ini sehingga pantas sering juga sebagai malaikat tak bersayap.
Sudah seharusnya bagi kita untuk selalu berbakti kepada Ibu tanpa terkecuali, selain tertuang dalam Hadist Rasulullah, kewajiban berbakti kepada orang tua juga menjadi perintah Allah SWT.
Kita sering mendengar ungkapan bahwa surga terdapat pada telapak kaki ibu, bukan pada ayah. Mengapa berbakti kepada ibu lebih diutamakan? Bahkan berbakti kepada ibu sama halnya dengan berjihad.
Dilansir dari detik.com, dalam buku Keramat Doa Ibu Mengubah Takdir oleh Abu Fajar Al-Qalami, pada zaman Rasulullah turun berjihad membela Islam sangat dianjurkan. Pergi berjihad sungguh sangat mulia, Jika mati di medan peperangan, ia mati syahid dan jika pulang dengan selamat akan membawa pahala yang besar.
Berbakti kepada orang tua sama nilainya dengan jihad, yang telah dijelaskan Rasulullah SAW dalam haditsnya. Hadits ini diceritakan 'Abdullah bin 'Amr bin Al-'Ash RA. Berikut haditsnya,
جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- يَسْتَأْذِنُهُ فِى الْجِهَادِ فَقَالَ « أَحَىٌّ وَالِدَاكَ ». قَالَ نَعَمْ. قَالَ « فَفِيهِمَا فَجَاهِدْ »
Artinya: "Ada seseorang yang mendatangi Nabi SAW, dia ingin meminta izin untuk berjihad. Nabi SAW lantas bertanya, 'Apakah kedua orang tuamu masih hidup?' Ia jawab, 'Iya masih.' Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pun bersabda, 'Berjihadlah dengan berbakti kepada keduanya.'" (HR Muslim).
Islam memberikan dorongan kepada umatnya untuk senantiasa patuh terhadap perintah orang tua, terlebih perintah seorang ibu. Sosok ibu memiliki keagungan dan kemuliaan sehingga posisinya lebih tinggi dibandingkan ayah.
Perintah Allah untuk Memuliakan Ibu
Kewajiban berbakti dan memuliakan ibu tentu harus seorang anak lakukan karena ia lah yang sudah mengandung selama sembilan bulan, melahirkan, menyusui, hingga mengurus anaknya hingga dewasa. Perintah memuliakan ibu langsung dijelaskan oleh Allah SWT dalam Al-Qur'an Surat Luqman ayat 14 yang berbunyi:
وَوَصَّيْنَا ٱلْإِنسَٰنَ بِوَٰلِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُۥ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَٰلُهُۥ فِى عَامَيْنِ أَنِ ٱشْكُرْ لِى وَلِوَٰلِدَيْكَ إِلَىَّ ٱلْمَصِيرُ
Arab-Latin: Wa waṣṣainal-insāna biwālidaīh, ḥamalat-hu ummuhụ wahnan 'alā wahniw wa fiṣāluhụ fī 'āmaini anisykur lī wa liwālidaīk, ilayyal-maṣīr
Artinya: "Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu."
Selain itu, Rasulullah SAW pun mengatakan bahwa ibu kedudukannya lebih tinggi daripada ayah. Hal tersebut diriwayatkan oleh Mu'awiyah bin Haidah Al Qusyairi ra, bahwa ia pernah bertanya kepada Rasulullah SAW,
"Wahai Rasulullah, siapa yang paling berhak aku perlakukan dengan baik? Nabi menjawab: Ibumu. Lalu siapa lagi? Nabi menjawab: Ibumu. Lalu siapa lagi? Nabi menjawab: Ibumu. Lalu siapa lagi? Nabi menjawab: ayahmu, lalu yang lebih dekat setelahnya dan setelahnya" (HR. Al Bukhari)
Akibat Durhaka Kepada Ibu
Melansir buku Berbakti Kepada Orang Tua oleh Muhammad Al-Fahham, Imam Nawawi pernah mengatakan bahwa durhaka kepada ibu merupakan perbuatan yang diharamkan dan termasuk dosa besar berdasarkan ijma' (kesepakatan) para ulama. Hal tersebut dikarenakan kesucian seorang ibu lebih kuat daripada ayah.
Bahkan, ketika seorang suami lebih patuh terhadap istri sehingga durhaka kepada ibunya, maka hal tersebut merupakan dosa yang besar. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW,
"Apabila umatku mengerjakan lima belas perkara, maka sesungguhnya bencana akan menimpa mereka..(apabila) seorang lelaki taat kepada istrinya dan durhaka kepada ibunya, bersikap baik kepada temannya dan bersikap tidak ramah kepada ayahnya..."
Dari hadits tersebut, menurut Hafidz Al-Manawi mengatakan bahwa memuliakan ibu dan mematuhi perintahnya masih harus dilakukan seorang anak yang sudah beristri. Jika tidak, maka anak tersebut telah durhaka kepada sang ibu.
Lebih jelasnya Rasulullah SAW bersabda, "Ada 9 dosa besar: syirik kepada Allah, membunuh jiwa, kabur dari perang, menuduh wanita baik-baik berzina, makan riba, memakan harta anak yatim, melakukan penyimpangan di masjid, tidak membayar upah pekerja, membuat orang tua menangis karena perbuatan durhaka." (HR. Bukhari).***
Posting Komentar